Masyarakat Denmark saat ini tengah menggalang boikot terhadap Coca-Cola yang tampaknya berdampak signifikan pada penjualan produk tersebut di negara ini. Diketahui bahwa volume penjualan Coca-Cola mengalami penurunan, sementara pesaing lokal berhasil mengambil alih pangsa pasarnya. Hal ini diungkapkan oleh CEO Carlsberg, Jacob Aarup-Andersen, dalam sebuah konferensi pada Selasa, 29 April 2025. Carlsberg, yang dikenal sebagai produsen bir besar di Denmark, juga mengemas minuman Coca-Cola di negara tersebut.
Menurut Aarup-Andersen, penurunan volume penjualan Coca-Cola tergolong "sedikit," namun ia mencatat adanya peningkatan boikot konsumen yang lebih luas terhadap merek-merek asal Amerika Serikat. Masyarakat Denmark tampaknya memilih untuk meninggalkan produk-produk asal AS, termasuk Tesla, wiski AS, serta berbagai layanan terkait perjalanan, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan luar negeri dan keputusan politik yang dianggap tidak memadai, termasuk pernyataan kontroversial dari mantan Presiden Donald Trump yang pernah menyarankan agar AS mengambil alih Greenland, wilayah Denmark.
Strategi tersebut ternyata berdampak positif bagi beberapa merek lokal yang berhasil mendapatkan pangsa pasar baru. Aarup-Andersen melanjutkan dalam panggilan pendapatan kuartal pertama Carlsberg, bahwa merek-merek lokal mengalami keuntungan dari situasi ini, sementara merek-merek asal AS, termasuk Coca-Cola, mengalami penurunan permintaan di Denmark. Meskipun Coca-Cola menolak untuk memberikan komentar resmi mengenai fenomena ini, perusahaan tersebut telah diketahui sering menghadapi aksi boikot di berbagai belahan dunia karena posisi mereka sebagai salah satu minuman bersoda terlaris, terutama di AS.