Negara-negara Arab di wilayah Teluk telah menunjukkan dukungan mereka terhadap Israel dengan penyediaan informasi intelijen dan upaya mencegat serangan-serangan dari Iran. Serangan balasan yang diluncurkan Iran dengan ratusan drone dan rudal ke Israel tidak berhasil karena sebagian besar dapat dicegat dan dihancurkan sebelum mencapai tujuan.
Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ), sebanyak 7 negara Teluk telah berbagi informasi penting kepada Amerika Serikat (AS) terkait serangan tersebut. Di antara negara-negara tersebut, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) tercatat sebagai beberapa di antaranya.
Pejabat dari Saudi, AS, dan Mesir juga mengungkapkan bahwa kerja sama intelijen ini dipelopori oleh AS dalam upaya membentuk kemitraan militer informal untuk menghadapi ancaman yang datang dari Iran.
Laporan tersebut juga merinci bahwa kerja sama ini melibatkan negara-negara yang sebelumnya tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, menunjukkan adanya koordinasi yang signifikan dalam menghadapi ancaman bersama.
Pasca serangan pada tanggal 1 April dan ancaman balasan dari Iran, pemerintah AS mulai mendesak negara-negara Arab di kawasan tersebut untuk memberikan informasi intelijen terkait rencana balas dendam Iran dan meminta bantuan dalam mencegah serangan tersebut.
Pada awalnya, beberapa negara Arab ragu untuk turut serta dalam upaya ini karena kekhawatiran akan terlibat dalam konflik langsung dengan Iran atau menghadapi pembalasan dari pihak Iran. Selain itu, ada juga kekhawatiran akan terlibat dalam konflik di tengah-tengah perang antara Israel dengan Hamas di Jalur Gaza.