Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI), Judha Nugraha, mencatat bahwa saat ini ada 116 warga negara Indonesia (WNI) yang masih bertahan di Lebanon, di tengah serangan Israel yang semakin intensif. Sebagian besar dari 116 WNI tersebut tersebar di beberapa wilayah di Lebanon, dengan mayoritas berada di Beirut sebanyak 83 orang. Selain itu, terdapat 13 WNI di Tripoli, 4 di Baabda, 5 di Bekaa, 3 di Byblos, 4 di Akkar, 3 di Tyre, dan 1 di Saida.
Judha menjelaskan bahwa keputusan untuk tidak dievakuasi merupakan pilihan pribadi masing-masing WNI. Banyak dari mereka yang telah menikah dengan warga Lebanon, mahasiswa, atau pekerja migran. Hal ini membuat mereka memilih untuk tetap tinggal di Lebanon meskipun situasi konflik semakin memanas. Sejauh ini, evakuasi WNI dari Lebanon telah dilakukan dalam lima gelombang, dengan 65 orang WNI yang telah berhasil dievakuasi.
Evakuasi gelombang pertama, kedua, dan ketiga dilaksanakan pada Agustus 2023, dengan 25 orang berhasil dievakuasi. Sementara, dua gelombang evakuasi selanjutnya dilakukan pada awal Oktober 2024, yang membawa pulang 40 WNI. Meskipun evakuasi telah dilakukan, masih ada sebagian WNI yang memutuskan untuk tetap tinggal di Lebanon. Pemerintah Indonesia terus memantau situasi di sana dan memberikan imbauan kepada WNI yang masih berada di Lebanon, Suriah, Iran, Yaman, Israel, dan Palestina untuk tetap waspada.