Hamas, sebagai salah satu kelompok perlawanan Palestina, dikabarkan tengah menelaah peta terbaru yang diterima dari negara-negara mediator, yang berfokus pada kendali militer Israel yang masih ada di Jalur Gaza. Langkah ini merupakan bagian dari serangkaian negosiasi terkait potensi gencatan senjata dan kemungkinan pertukaran tahanan antara kedua belah pihak.
Sumber-sumber yang dekat dengan tim negosiasi yang beroperasi di Qatar mengungkapkan bahwa peta yang diajukan ini memperlihatkan daerah-daerah di Gaza yang masih berada di bawah penguasaan Israel. Wilayah tersebut mencakup Beit Hanoun di utara, setengah bagian dari Rafah, serta kawasan Huzaa dan Abasan yang terletak di selatan Khan Younis. Selain itu, peta ini juga mencakup sebagian besar Distrik Shujaiyya yang berada di dalam Kota Gaza.
Sebuah laporan dari kantor berita Anadolu menambahkan bahwa Hamas telah memulai konsultasi internal guna menilai peta tersebut. Mereka juga dalam proses diskusi dengan berbagai faksi Palestina lainnya, menunjukkan upaya kolektif untuk mencapai kesepakatan yang lebih komprehensif dengan Israel.
Peta yang sebelumnya beredar menunjukkan bahwa Israel memiliki kontrol penuh atas banyak wilayah, termasuk Beit Hanoun, Beit Lahiya, serta keseluruhan area Rafah dan sebagian besar Khan Younis. Proposal tersebut, sayangnya, ditolak oleh Hamas karena dianggap tidak menguntungkan.
Hamas tetap bertahan pada posisi awalnya yang ditetapkan pada bulan Januari, di mana mereka menginginkan penarikan pasukan Israel antara 390 hingga 1.100 meter dari berbagai area Gaza. Dengan perkembangan yang terakhir ini, sejumlah media Israel melaporkan adanya rasa optimisme yang berhati-hati, menandakan bahwa mungkin ada kemajuan dalam perundingan yang sedang berlangsung.