Tampang.com | Krisis listrik yang semakin parah melanda Afrika Selatan dalam beberapa bulan terakhir, membuat jutaan warga hidup dalam bayang-bayang pemadaman bergilir setiap hari. Negara yang dikenal sebagai kekuatan industri terbesar di benua Afrika ini tengah mengalami krisis energi terburuk sejak berdirinya lembaga listrik nasional, Eskom.
Ketergantungan berlebihan pada pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang usang serta buruknya manajemen telah menyebabkan sistem kelistrikan nasional rentan kolaps. Di tengah ketidakpastian ini, masyarakat mulai mencari solusi alternatif—dan energi surya menjadi penyelamat paling menjanjikan.
Eskom Gagal Menjaga Stabilitas Energi Nasional
Eskom, perusahaan listrik milik negara, telah lama menjadi tulang punggung kelistrikan Afrika Selatan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, reputasinya anjlok karena krisis keuangan, korupsi, serta infrastruktur tua yang tak lagi mampu memenuhi permintaan energi nasional. Pemadaman bergilir yang disebut "load shedding" menjadi hal biasa, bahkan hingga 10 jam dalam sehari.
Situasi ini membuat warga dan pelaku bisnis frustasi. Pabrik-pabrik terpaksa menutup sementara, rumah sakit bergantung pada genset darurat, dan sektor UMKM menanggung kerugian besar akibat aktivitas yang lumpuh total saat listrik padam.