Data dan Inovasi Berkelanjutan: Pemerintah Kopenhagen sangat bergantung pada data untuk memahami pola perjalanan dan kebutuhan pesepeda. Sensor di jalur sepeda menghitung jumlah pengendara, dan survei rutin dilakukan untuk mendapatkan masukan. Data ini digunakan untuk terus menyempurnakan infrastruktur dan kebijakan. Inovasi juga terlihat pada fitur seperti lampu lalu lintas yang diprogram untuk memberikan "gelombang hijau" bagi pesepeda, atau tangga khusus untuk mempermudah akses sepeda di stasiun.
Keberhasilan Amsterdam dan Kopenhagen menunjukkan bahwa transformasi menuju kota yang ramah sepeda membutuhkan lebih dari sekadar jalur sepeda. Dibutuhkan komitmen politik yang kuat, investasi infrastruktur yang berkelanjutan, perubahan budaya, dan filosofi perencanaan kota yang memprioritaskan mobilitas aktif.
Pelajaran utamanya adalah:
- Prioritaskan Infrastruktur Aman: Jalur sepeda yang terpisah dan aman adalah fondasi.
- Integrasi Moda Transportasi: Mempermudah kombinasi sepeda dengan transportasi umum.
- Kebijakan yang Mendukung: Mengurangi dominasi mobil dan mendorong penggunaan sepeda melalui regulasi.
- Promosi Budaya Bersepeda: Mengedukasi masyarakat dan menjadikan bersepeda sebagai pilihan yang menarik dan nyaman.
Meskipun setiap kota memiliki tantangan uniknya sendiri, prinsip-prinsip yang diterapkan di Amsterdam dan Kopenhagen memberikan peta jalan yang jelas bagi siapa pun yang bercita-cita membangun masa depan kota yang lebih hijau, sehat, dan efisien melalui kekuatan sepeda