Pengacara Zarof juga memaparkan bahwa selama masa pengabdiannya, mantan pejabat tersebut telah berkontribusi banyak dalam penegakan hukum di Indonesia. Namun, semua prestasi itu tampaknya tenggelam oleh kasus tersebut. "Sekali lagi, saya meminta agar semua kembali melihat perjalanan panjang saya di institusi ini, tidak hanya dalam satu kesalahan," tuturnya.
Dalam berdiskusi mengenai kasus yang menjeratnya, Zarof menjelaskan bahwa perbuatannya tidak bermula dari niatan jahat, tetapi lebih pada kondisi yang memaksa. Ia merasa bahwa ada tekanan yang harus dihadapi, terutama dari lingkungan yang sangat kompetitif dan seringkali memunculkan praktik yang tidak sehat dalam sistem hukum.
Dalam proses persidangan, Zarof berupaya untuk menunjukkan setiap detail yang mendukung argumennya. Ia berharap majelis hakim dapat mempertimbangkan semua aspek dalam putusan yang diambil. “Saya berharap vonis yang diambil tidak hanya berdasarkan satu sisi, tetapi gambaran utuh perbuatan saya selama ini,” ujarnya dengan penuh harap.
Zarof juga mengingatkan betapa pentingnya meluruskan kembali praktik di dalam Mahkamah Agung, yang selama ini menjadi harapan banyak orang akan keadilan. "Saya ingin melihat institusi ini terus berjalan di jalur yang benar, sehingga tidak ada lagi pihak yang meragukan integritas lembaga hukum kita," tambahnya.
Momennya dalam persidangan tersebut menjadi salah satu sorotan media, di mana banyak pihak menilai penyesalan yang diekspresikan Zarof merupakan langkah positif untuk memperbaiki citra dirinya dan lembaga yang pernah ia rendah. Namun, beberapa kritikus berpendapat bahwa permohonan maaf tersebut hanya sekadar retorika dan tidak cukup untuk menutupi kesalahan yang telah dibuat.