Tampang

Kriminal di Era Digital: Mitos dan Fakta

23 Jul 2024 18:38 wib. 100
0 0
Kriminal di Era Digital: Mitos dan Fakta
Sumber foto: Google

Kriminalitas di era digital telah mengalami evolusi signifikan seiring dengan perkembangan teknologi. Banyak orang beranggapan bahwa internet telah menciptakan ancaman baru dan lebih berbahaya. Namun, ada juga yang menganggap bahwa ancaman tersebut dilebih-lebihkan. Mari kita kupas lebih dalam tentang mitos dan fakta terkait kriminal di era digital.

 Salah satu mitos yang sering kita dengar adalah bahwa semua hacker adalah kriminal jahat yang merusak sistem untuk keuntungan pribadi. Faktanya, tidak semua hacker memiliki niat jahat. Ada juga yang disebut "white hat hackers" yang bekerja untuk memperbaiki keamanan sistem. Mereka biasanya dipekerjakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki celah keamanan sebelum dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Mitos lain yang beredar adalah bahwa perangkat seluler tidak seaman komputer dalam hal perlindungan dari ancaman cyber. Sebenarnya, perangkat seluler modern dilengkapi dengan sistem keamanan yang sangat canggih. Namun, pengguna sering kali tidak menyadari pentingnya memperbarui perangkat lunak mereka secara rutin, sehingga membuka celah bagi penjahat cyber. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dan edukasi pengguna sangat penting dalam menjaga keamanan digital.

 Di sisi lain, ada fakta mengejutkan mengenai serangan cyber yang sering kali dilakukan bukan oleh individu, tetapi oleh kelompok terorganisir yang memiliki sumber daya dan keahlian tinggi. Serangan ini sering kali memiliki tujuan yang lebih besar, seperti spionase industri atau sabotase sistem infrastruktur penting. Sebagai contoh, serangan terhadap jaringan listrik atau sistem transportasi dapat menyebabkan kekacauan besar dan mengancam keselamatan publik.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Omelet
0 Suka, 0 Komentar, 24 Jul 2024

POLLING

Partai Lebih Mengutamakan Aspirasi Rakyat atau Kekuasaan?