Beberapa warganet menyatakan keprihatinan mereka atas kejadian tersebut. Mereka menegaskan pentingnya penggunaan sarung tangan dalam penanganan barang bukti, terutama dalam kondisi seperti tawuran yang berpotensi mengandung benda-benda tajam atau bahkan bahan-bahan kimia berbahaya. Dengan tidak menggunakan sarung tangan, petugas kepolisian bisa terpapar berbagai risiko, mulai dari luka-luka kecil akibat benda tajam hingga potensi terpapar zat berbahaya.
Sementara itu, ada pula netizen yang mengkritik sikap petugas kepolisian yang dianggap kurang profesional karena tidak memperhatikan protokol keamanan dalam menangani barang bukti. Mereka berargumen bahwa petugas kepolisian seharusnya memberikan contoh yang baik dalam hal penggunaan peralatan pelindung diri, terutama di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.
Di sisi lain, beberapa pihak membela petugas kepolisian dengan alasan situasi yang sangat darurat dan mendesak, sehingga penggunaan sarung tangan mungkin tidak sempat dilakukan. Mereka menekankan bahwa fokus utama seharusnya tetap pada penanganan kasus dan upaya menenangkan situasi, bukan pada alat pelindung diri.
Kasus ini juga menjadi pembelajaran bagi pihak kepolisian dalam menjalankan tugasnya di lapangan. Pembinaan dan pelatihan terkait protokol keamanan dan perlindungan diri perlu terus ditingkatkan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.