Selain itu, konsumsi serangga sudah menjadi bagian dari budaya di beberapa daerah di Indonesia. Ulat sagu, misalnya, sudah lama menjadi makanan tradisional di Papua dan Maluku. Belalang juga biasa dikonsumsi di Yogyakarta dan Jawa Tengah sebagai camilan atau lauk.
Menurut Dadan, potensi lokal ini dapat dimanfaatkan untuk memperluas jangkauan program MBG. "Tidak semua daerah harus memiliki sumber protein yang sama. Di wilayah yang warganya terbiasa makan serangga, ulat sagu dan belalang bisa menjadi bagian dari menu MBG," katanya.
- Tantangan dan Edukasi Masyarakat
Namun, upaya ini juga menghadapi tantangan, terutama dalam hal stigma masyarakat. Tidak semua orang terbiasa atau nyaman mengonsumsi serangga. Oleh karena itu, BGN merencanakan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran akan manfaat konsumsi serangga.
"Edukasi menjadi kunci untuk menghilangkan stigma dan meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap makanan berbasis serangga. Jika masyarakat paham manfaatnya, kami yakin mereka akan mulai membuka diri," tambah Dadan.
Selain itu, standar keamanan pangan untuk serangga juga menjadi perhatian. BGN bekerja sama dengan lembaga lain untuk memastikan bahwa serangga yang digunakan sebagai bahan pangan memenuhi standar kesehatan dan keamanan.