Penyakit antraks atau anthrax kembali muncul di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta, menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat sekitar. Hal ini menjadi perhatian serius, terutama setelah beberapa kasus baru teridentifikasi di wilayah tersebut. Untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam terkait permasalahan ini, kami telah berkesempatan untuk berbicara dengan ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang memberikan pandangan dan saran terhadap penanganan penyakit ini.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM bidang Mikrobiologi Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni mengatakan bahwa spora dari Bacillus anthracis yang bersumber dari hewan yang disembelih atau dari lingkungan ternak. "Bakteri ini biasanya menginfeksi hewan pemamah biak seperti sapi, kambing, dan domba. Namun, jika manusia terpapar bakteri ini, bisa menyebabkan penyakit serius dan bahkan berpotensi fatal."
Pemicu utama munculnya kembali penyakit anthrax ini, menurut Dr. Siti, adalah faktor lingkungan dan iklim. "Musim kemarau yang panjang dan suhu yang ekstrem dapat memicu bakteri antraks berkembang biak di lingkungan tertentu. Kondisi ini menjadi perhatian khusus, terutama di daerah pedesaan atau peternakan di Gunung Kidul," tambahnya.