Selanjutnya, efek buruk dari gaya hidup sedentari juga dapat dilihat pada kesehatan jantung. Kurangnya gerakan dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol dalam darah. Penelitian menunjukkan bahwa bahkan individu yang berolahraga secara teratur namun menghabiskan waktu lebih dari delapan jam sehari dalam posisi duduk tetap memiliki risiko tinggi terkena penyakit jantung. Ini menunjukkan bahwa gaya hidup sedentari sangat berbahaya, bahkan bagi mereka yang berusaha menjalani pola hidup sehat.
Postur tubuh yang buruk juga menjadi perhatian serius akibat kebiasaan sedentari. Ketika seseorang lebih banyak duduk, otot-otot tubuh, terutama otot punggung dan leher, dapat menjadi tegang dan lemah. Hal ini berisiko menimbulkan nyeri punggung kronis dan masalah kesehatan lainnya. Dalam jangka panjang, postur tubuh yang tidak baik dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, termasuk kerusakan pada tulang belakang.
Selain itu, gaya hidup sedentari berkontribusi terhadap gangguan metabolisme. Dalam kondisi duduk yang lama, tubuh tidak mampu memanfaatkan lemak dan glukosa dengan efisien, yang meningkatkan risiko pengembangan sindrom metabolik—a.k.a. sekelompok kondisi yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu duduk, semakin besar risiko terhadap gangguan metabolik ini.