Lebih jauh lagi, dampak negatif dari gula berlebihan juga dapat mempengaruhi kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa asupan gula yang tinggi dapat berkontribusi terhadap gejala depresi dan kecemasan. Konsumsi gula yang tinggi dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah, menciptakan siklus energi yang tidak stabil. Ini dapat memicu perubahan suasana hati yang mendukung timbulnya masalah psikologis. Dalam jangka panjang, dampak ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara keseluruhan.
Gula juga dapat berkontribusi pada peradangan dalam tubuh. Studi menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan kadar sitokin pro-inflamasi, yang berhubungan dengan berbagai kondisi kesehatan, seperti penyakit jantung, Alzheimer, dan beberapa jenis kanker. Peradangan kronis dapat bertindak sebagai pemicu yang memperburuk berbagai penyakit, sehingga menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat harus lebih waspada terhadap asupan gula mereka.
Selain dampak-dampak tersebut, ada juga risiko gangguan metabolisme yang dapat muncul dari konsumsi gula yang tinggi. Gula berlebih dapat menyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap insulin, hormon yang berfungsi mengatur kadar gula darah. Ketika insulin tidak dapat berfungsi dengan baik, risiko terjadinya diabetes tipe 2 menjadi lebih tinggi. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan komplikasi serius, termasuk kerusakan saraf, gangguan penglihatan, dan kerusakan organ tubuh lainnya.