Self-sabotage adalah perilaku atau pola pikir yang menghalangi seseorang mencapai tujuan atau meraih kebahagiaan. Meskipun namanya terdengar sederhana, self sabotage dapat memiliki dampak yang sangat besar dalam kehidupan seseorang. Tindakan ini sering kali berakar dari ketidakpercayaan diri, rasa takut gagal, atau bahkan rasa takut akan kesuksesan itu sendiri. Dalam konteks yang lebih dalam, self-sabotage dapat dilihat sebagai penghalang internal yang muncul dari dalam diri kita, yang membuat kita terjebak dalam pola negatif.
Salah satu bentuk self-sabotage yang umum terjadi adalah dengan memberikan alasan atau pembenaran untuk menghindari tanggung jawab. Misalnya, seseorang mungkin merasa tidak layak untuk mendapatkan promosi di tempat kerja dan, alih-alih bekerja keras untuk mencapainya, ia justru memperlambat kemajuan karirnya dengan bermalas-malasan atau tidak berkontribusi secara maksimal. Dalam situasi ini, individu tersebut secara tidak sadar melindungi dirinya dari kemungkinan sakit hati yang mungkin terjadi apabila ia gagal mencapai tujuannya.
Self-sabotage juga dapat terjadi dalam hubungan interpersonal. Seseorang mungkin memiliki kebiasaan untuk menghindari komitmen karena rasa takut ditolak atau terluka. Dalam prosesnya, ia mungkin mulai menjauhkan diri dari orang-orang yang dekat dengannya atau menciptakan konflik yang tidak perlu. Tindakan tersebut sering kali didorong oleh pikiran negatif yang mengatakan bahwa mereka tidak layak untuk dicintai atau ditolak. Akibatnya, perilaku ini menyebabkan keretakan dalam hubungan yang sebenarnya bisa menjadi sangat baik.