Penelitian lebih lanjut pada 2020 menunjukkan bahwa akrilamida bisa merusak DNA dan memicu kematian sel (apoptosis). Selain itu, konsumsi gorengan dalam jangka panjang berisiko menyebabkan obesitas dan diabetes tipe 2, yang keduanya merupakan faktor risiko tambahan untuk kanker.
3. Makanan yang Dimasak Terlalu Lama
Daging yang dimasak dengan suhu tinggi, terutama melalui proses pemanggangan atau penggorengan lama, dapat menghasilkan senyawa karsinogen seperti PAH dan heterocyclic amines (HCA). Menurut studi pada 2020, senyawa ini dapat memicu perubahan genetik yang meningkatkan risiko kanker.
Untuk meminimalkan risiko, disarankan menggunakan metode memasak yang lebih sehat, seperti merebus, mengukus, atau memasak dengan suhu rendah menggunakan slow cooker.
4. Produk Olahan Susu
Walaupun produk susu kaya akan kalsium yang baik untuk kesehatan tulang, konsumsi berlebihan justru berisiko pada pria. Penelitian menemukan bahwa asupan kalsium tinggi dari susu, keju, atau yogurt dapat menurunkan kadar hormon pelindung terhadap kanker prostat.
Menurut tinjauan pada 2020, produk susu dapat meningkatkan kadar IGF-1 (insulin-like growth factor 1), hormon yang diketahui mempercepat pertumbuhan sel, termasuk sel kanker prostat. Konsumsi susu secara moderat tetap dianjurkan, tetapi penting untuk tidak berlebihan.
5. Makanan Manis dan Karbohidrat Olahan
Makanan yang tinggi gula dan karbohidrat olahan seperti roti putih, nasi putih, kue-kue manis, dan sereal bergula bisa meningkatkan kadar gula darah secara signifikan. Peningkatan ini memicu pelepasan insulin dan IGF-1, dua faktor yang dapat mempercepat pertumbuhan sel kanker.
Studi pada 2017 dan 2019 mengaitkan kadar gula darah tinggi dengan peningkatan risiko kanker kolorektal, kanker ovarium, kanker endometrium (rahim), dan kanker payudara. Selain itu, pola makan tinggi gula juga bisa memicu obesitas dan diabetes tipe 2, yang memperparah kondisi inflamasi dalam tubuh.