Kendala lain yang dia harus dihadapi adalah di lapangan. Mesin yang digunakan sering mengalami kerusakan, sementara pemasok mesin itu tidak bisa memperbaikinya.
Kendala yang dihadapi bukan membuat mundur, bahkan membentuk daya juang yang lebih kokoh. Menurutnya, kesuksesan perlu diperjuangkan.
Tahun 2000 dengan modal 50 juta untuk membeli mesin, menyewa lahan dan membuat bangunan sederhana. Setelah melalui berbagai percobaan di tahun pertamanya, bisnisnya semakin berkembang di tahun ke dua.
Belajar dari mesin yang selalu rusak, Baedowi bisa menciptakan mesin sendiri. Bahkan mesin buatannya mampu menggiling hingga 3 ton bahan baku sampah.
Bijih sampah plastik yang dihasilkannya, diekspor ke negara Cina. Satu kali ekspor dapat mencapai kapasitas 20 ton dalam satu minggu dan keuntungan kira-kira 500 rupiah per kilogram.
Lumayan keuntungannya ya ...
Baedowy tidak berhenti hanya memperkaya dirinya saja.
Setelah 10 tahun berlalu, bisnisnya berkembang pesat. Sebagai pemasok bahan baku, ia memperdayakan lebih dari seratus pemulung. Keberhasilannya memberdayakan para pemulung dan ibu-ibu sekitar pabrik adalah sesuatu hal yang membanggakan.
Selain itu dia menggalang kerjasama dengan lebih dari 80 mitra kerja yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Baedowy memberikan pelatihan untuk yang membeli mesinnya dari nol sampai bisa menjalankan usahanya.
Dan hasil olahannya pun dibelinya melalui perusahaannya CV. Majestic Buana Group yang bermarkas di jalan raya Cimuning, Mustika Jaya, Bekasi.