Tampang

Menyelami Sederhana dan Elegannya Wabi-Sabi: Filosofi Hidup Jepang yang Menghargai Ketidaksempurnaan

25 Mei 2024 07:39 wib. 381
0 0
Menyelami Sederhana dan Elegannya Wabi-Sabi
Sumber foto: Google

Di dunia yang sering kali terobsesi dengan kesempurnaan dan kecepatan, konsep Wabi-Sabi menawarkan pandangan yang menyegarkan tentang keindahan dan kehidupan. Berasal dari Jepang, filosofi ini mengajarkan kita untuk menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan, menerima kefanaan, dan menghargai kesederhanaan.

 Asal-Usul Wabi-Sabi

Wabi-Sabi merupakan gabungan dari dua kata: 'Wabi' dan 'Sabi'. Secara tradisional, 'Wabi' merujuk pada kesederhanaan yang mendalam, kebersahajaan, dan rasa ketenangan yang datang dari kehidupan yang sederhana dan dekat dengan alam. Di sisi lain, 'Sabi' mengacu pada keindahan yang muncul dari penuaan dan waktu, seperti patina yang berkembang pada logam atau retakan yang indah pada keramik tua.

Konsep ini mulai berkembang pada abad ke-15 sebagai reaksi terhadap kemewahan dan kemegahan yang mendominasi seni dan arsitektur Jepang pada saat itu. Para seniman dan filsuf mulai melihat keindahan dalam kesederhanaan dan ketidaksempurnaan, yang akhirnya menjadi dasar dari estetika Wabi-Sabi.

 Prinsip-Prinsip Wabi-Sabi

Ada beberapa prinsip dasar yang mendasari filosofi Wabi-Sabi:

1. Ketidaksempurnaan: Menerima dan merayakan ketidaksempurnaan sebagai bagian dari kehidupan dan keindahan. Ini bisa dilihat dalam seni kintsugi, di mana keramik yang pecah diperbaiki dengan emas, membuat retakannya terlihat indah.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.