"Saya merasa itu tidak masalah kecuali jika mengaturnya kalau itu adalah perjalanan terbaik dalam hidup saya tapi realitas saya yang sebenarnya di Instagram [seharusnya] adalah saya berada di kamar tidur, memandangi saudara laki-laki saya bersenang-senang di kolam renang," katanya.
Kini, Charlotte masih menggunakan akun Instagramnya, namun ia telah mendapati bahwa detoksifikasi secara reguler telah membantunya mengendalikan cara Instagram dalam mempengaruhi perasaannya.
Charlotte mengaku jika sebuah unggahan tidak menarik banyak "likes" itu merusak rasa percaya diri anak-anak muda.
Sementara itu, sebuah penelitian di Inggris menempatkan Instagram sebagai platform media sosial terburuk bagi kesehatan dan kesejahteraan kaum muda.
Direktur Butterfly Foundation for Eating Disorder, sebuah lembaga non profit yang mengkampanyekan gangguan pola makan, Christine Morgan mengatakan bahwa dirinya yakin Instagram sangat berbahaya karena media sosial yang satu ini mendorong percakapan yang hampir seluruhnya dilakukan melalui media gambar (foto).
"Anda berkomunikasi dengan cara-cara media gambar menunjukan kesempurnaan dan ada begitu banyak lapisan yang berbahaya atau merusak bagi orang," katanya.