Hanya selang sehari setelah bombardir pemberitaan "Daftar Capres" Gatot Nurmantyo kembali mendapat serangan baru. "Kabar tak sedap menerpa Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Gatot disebut-sebut menawarkan mahar Rp 5 triliun ke Prabowo agar bisa diusung sebagai calon presiden oleh Partai Gerindra. Mahar kabarnya disiapkan donatur Gatot," tulis RMOL.co. Modus serangan "Mahar 5 T" yang diarahkan ke Gatot ini berbeda dengan gempuran "Daftar Capres". Pada "Daftar Capres" pembombardiran diawali oleh keterangan politisi Gerindra, Muhammad Syafe'i. Kepada awak media, Syafe'I menceritakan tentang Gatot yang mendaftar sebagai capres saat menemui Prabowo beberapa waktu yang lalu. Keterangan Syafe'I tersebut sangat mudah dibantah. Bukan karena, baik Gatot dan elit Gerindra, sudah membantahnya, tetapi karena keterangan Syafe'I sangat tidak masuk akal. Ketidakmasukakalan berita Syafe'i tersebut bisa dibaca dalam artikel Berita Daftar Capres, Peringatan Dini untuk Gatot Nurmantyo Sedangkan, serangan "Mahar 5 T" ini lebih unik lagi. Sebab tidak ada api, langsung keluar asap. Tidak jelas siapa yang menyalakan apinya. Tidak jelas dari mana sumber apinya, tetapi secara tiba-tiba keluar asap. Pendek kata, tidak ada sebab, tapi langsung muncul akibat. Tetiba muncul berita bantahan dari Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono yang menegaskan jika isu tersebut tidak benar. "Nggak ada itu (tawaran mahar Rp 5 triliun dari Gatot)," kata Arief pada 25 Maret 2018. Jika mengacu pada meson pencari Google, media yang pertama kali memberitakan bantahan Arief adalah RMOL.co. RMOL.co memberitakan nya pada 25 Maret 2018 pukul 17.02 WIB. Dua jam setelahnya, Konfrontasi.com memublikasikannya berita yang isinya sama. Setelah itu sejumlah situs-situs ramai memberitakannya. Dan, terakhir, pada 26 Maret 2018 pukul 04.30 WIB, Jitunews menayangkannya. Menariknya, sampai RMOL.co memberitakanmya, isu "Mahar 5 T" yang disasarkan kepada Gatot sama sekali tidak terdengar. Lebih menarik lagi, sampai pukul 15 .05 WIB atau hampir 22 jam setelah RMOL.co memberitakannya, tidak satu pun media arus utama yang menyoroti isu seksi ini. Muncul pertanyaan, siapakah yang membuat isu yang merugikan Gatot, Prabowo, dan Gerindra ini? Karena, bisa saja isu ini diawali oleh wartawan RMOL.co sendiri yang dengan sengaja menyodorkan pertanyaan kepada Arief tentang rumor yang sebenarnya tidak ada sama sekali. ontoh gampangnya seperti ini, misalnya, seorang wartawan bertanya pada Arief, "Apa benar Pak Prabowo sudah menikah lagi dengan penyanyi dangdut?" Padahal kabar burung tentang Prabowo yang menikahi penyanyi dangdut tidak pernah ada sebelumnya. Kemudian, atas pertanyaan itu, Arief membantahnya. Bntahan Arief tersebut kemudian diberitakan media dan diviralkan netizen. Akibatnya, isu atau rumor yang sebelumnya tidak ada menjadi ada dan disebarluaskan. Tetapi, tidak menutup kemungkinan jika sebelumnya ada yang membisiki wartawan peliputnya dengan mengaku jika informasi yang disampaikannya itu bernilai A1. Karena menganggapnya valid, maka informasi itu ditanyakan kepada Arief. Tetapi, apa pun itu, isu pembicaraan antara Gatot-Prabowo tidak mungkin keluar karena dilangsungkan secara empat mata. Apalagi material pembicaraan yang terbilang sensitif, seperti mendaftar capres atau menawarkan mahar. Dan, bagi Gatot sendiri, bombardir serangan lewat isu " Daftar Capres" dan "Mahar 5 T" merupakan wake up call jika mantan Panglima TNI ini benar-benar akan nyapres