Tampang.com | Pemerintah melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) kembali memberlakukan penyesuaian tarif di sejumlah ruas tol. Kenaikan ini menuai keluhan dari masyarakat yang merasa beban hidup semakin berat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Ruas Tol Naik Bertahap, Tapi Bebannya Langsung Dirasakan
Beberapa ruas tol utama, termasuk Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Trans Jawa, mengalami kenaikan tarif yang berlaku sejak awal bulan ini. Meski diklaim sebagai “penyesuaian berkala” sesuai regulasi, masyarakat merasakan dampaknya secara langsung terhadap pengeluaran harian dan biaya logistik.
“Kami pengguna tol harian, bukan seminggu sekali. Kenaikan 2.000 sampai 5.000 rupiah per ruas sangat terasa bagi pekerja seperti saya,” keluh Syaiful, seorang pengemudi ojek daring yang rutin melintasi tol.
Kebijakan yang Tidak Sinkron dengan Kondisi Lapangan
Kenaikan tarif tol dinilai tidak selaras dengan kondisi ekonomi masyarakat. Inflasi yang belum stabil, daya beli yang menurun, serta harga kebutuhan pokok yang masih tinggi, membuat kebijakan ini dinilai tidak peka terhadap realitas di lapangan.