Tampang.com – Persoalan listrik di Bumi Paguntaka memang belum berakhir. Kekurangan pasokan gas masih menjadi penyebab utama pemadaman. Untuk mengatasi hal ini, PT PLN (Persero) Unit Layanan Khsusus (ULK) Tarakan berencana akan menambah mesin diesel dengan kapasitas sebesar 7 megawatt (MW). Jumlah itu dinilai dapat menutupi jika terjadi kekurangan suplai gas.
Rencana ini dipastikan akan direalisasikan dalam waktu dekat. Dengan begitu PLN menjamin per 1 Desember, tidak akan lagi ada pemadaman yang disebabkan kekurangan pasokan gas.
General Manager PT PLN Wilayah Kaltim-Kaltara, Riza Novianto Gustam mengakui, permasalahan gas memang menjadi kendala utama PLN saat ini. Apalagi terjadi penurunan suplai gas dari Pertamina EP Asset 5 Field Bunyu. PLN pun mengatasi kekurangan pasokan gas tersebut, dengan penambahan mesin diesel.
Kapasitas 7 MW tersebut terbagi dalam dua unit mesin. Untuk mesin PLTD 2 MW sudah tiba di Tarakan. Sementara mesin dengan daya 5 MW sementara dalam perjalanan dari Medan menuju Tarakan.
“Kami juga berencana melakukan penambahan suplai gas, dari yang sebelumnya sesuai perjanjian jual beli gas sebanyak 4 million standard cubic feet per day (MMSCFD) atau juta standar kaki kubik per hari akan kami tingkatkan menjadi 6 MMSCFD,” tutur Riza sapaan akrabnya, saat acara media gathering, Rabu (15/11).
Penambahan daya sebesar 7 MW ini disesuaikan dengan daya yang hilang saat pasokan gas berkurang. Sehingga dengan adanya penambahan mesin diesel ini dipastikan pasokan listrik Tarakan tercukupi.
“Kalau gas drop, padam 5 MW. Kalau drop lagi ada tambahan di pelanggan umum 2 MW, itu rata-ratanya 7 MW. Jadi PLN menyiapkan tambahan mesin berdaya 7 MW. Per 1 Desember tidak akan ada pemadaman yang diakibatkan tekanan gas lagi,” jelas Riza.
Menurut Riza, penambahan PLTD ini merupakan solusi jangka pendek yang ditempuh PLN. Sambil menunggu selesainya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) yang berdaya 18 MW. Rencananya, 2019 mendatang PLTMG sudah beroperasi atau commercial operation date (COD). PLTMG dalam tahap persiapan di atas lahan yang diperkirakan 3.400 meter persegi.
“Yang pasti lahannya cukup untuk 18 MW. Desainnya sudah ada, jadi ini sudah proses menuju pelelangan,” lanjutnya.
Mesin PLTMG ini sebenarnya menggunakan sistem dual fuel, dalam artian dapat dioperasikan dengan gas maupun bahan bakar dengan mesin yang sama. Sehingga tidak hanya mengandalkan energi primer dari gas. “Kalau tidak gas, maka akan dioperasikan dengan minyak. Jadi teknologinya seperti itu ada dua bahan bakarnya,” tuturnya.