Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru-baru ini memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR. Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani membahas proyeksi asumsi makro Indonesia pada Semester II-2024. Ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi berkisar antara 5,0% hingga 5,2% hingga akhir tahun.
Menurut Sri Mulyani, proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut masih mendekati asumsi APBN yang sebesar 5,2%. Selain itu, ia juga memperkirakan inflasi akan bergerak di kisaran 2,7% hingga 3,2%, mendekati target dalam APBN 2024 sebesar 2,8%. Sementara itu, Suku Bunga SBN 10 Tahun diperkirakan akan berada pada kisaran 6,9% hingga 7,1%, mendekati asumsi makro APBN 2024 sebesar 6,7%.
Namun, yang paling mencuri perhatian adalah prediksi Sri Mulyani terkait nilai tukar rupiah. Ia memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada pada kisaran Rp 16.000 hingga Rp 16.200, sehingga sampai akhir tahun diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp 15.900 hingga Rp 16.100. Hal ini jelas lebih tinggi dari asumsi makro APBN 2024 sebesar Rp 15.000.
Sri Mulyani juga memberikan proyeksi harga minyak yang diperkirakan berkisar antara US$ 79 hingga US$ 85 per barel secara rata-rata. Batas bawahnya bahkan bergerak di bawah asumsi makro dalam APBN 2024 yang telah ditetapkan sebesar US$ 82 per barel. Sementara lifting minyak diperkirakan hanya mencapai 580-609 ribu barel per hari, jauh di bawah target lifting minyak dalam APBN 2024 sebesar 645 ribu barel per hari.