Secara teknis, kata Ali, terkadang gas yang disuplai ke Tarakan kapasitasnya berlebihan, sementara daya tampung PLN Tarakan tidak memadai. Pertamina harus menutup sumur sementara.
“Jika gas yang kami kirimkan itu ternyata kepenuhan, maka otomatis yang dikirim itu akan kembali ke kami karena tidak tertampung. Katup yang harusnya terbuka ke sana, malah terbuka ke saluran kami sehingga itu bisa mengakibatkan kerusakan fasilitas milik Pertamina,” jelas Ali.
Sementara itu, Humas Pertamina Asset 5 Bunyu, Wahyu Oetomo menambahkan, saat ini pihaknya berupaya memaksimalkan suplai gas ke PLN ULK Tarakan. Namun terkadang pasokan gas sangat fluktuatif. Hal inilah yang kerap dialami pihaknya.
“Intinya, kami tetap berupaya semaksimal mungkin,” kata ayah satu anak ini.
DPRD DUKUNG PENAMBAHAN MESIN
Di sisi lain, Ketua Komisi II DPRD Kota Tarakan, H. Adnan Hasan Galoeng mendukung dengan adanya penambahan mesin diesel berbahan bakar solar. Sehingga PLN tidak hanya mengandalkan pasokan gas.
“Fluktuasi gas sangat rentan, dan kondisinya tidak akan ada yang tahu, kadang naik kadang turun. Kalau PLN masih mengandalkan gas, permasalahannya akan tetap sama saja,” ungkap Adnan.
menyoal penambahan gas dari Pertamina Bunyu, Adnan berkomentar, ini sudah sering disampaikan Pertamina, namun harus dibarengi dengan pengeboran untuk mencari sumur-sumur baru. Jika memang akan ada penambahan suplai gas, maka Pertamina harus mengeksplorasi sumur baru. Menurut Adnan, Sei Menggaris berpotensi menghasilkan gas, sehingga PLN bisa tidak hanya berharap dari Pertamina Bunyu.
“Kalau cuma mengandalkan Pertamina Bunyu, sangat rawan. Gas itu tidak bisa diprediksi akan bertahan berapa lama, kadang bertahan satu minggu turun lagi, sampai kapanpun kami juga dihantui dengan menurunnya gas itu,” terangnya.