“Distribusi pangan kita penuh distorsi. Petani tak sejahtera, konsumen terbebani, dan pemain di tengah justru berjaya,” ujar Dr. Ratna Widuri, pakar ketahanan pangan dari IPB.
Dugaan Permainan Harga dan Mafia Beras
Selain distribusi yang rumit, ada pula dugaan permainan harga oleh kartel atau mafia beras. Kementerian Perdagangan menyatakan tengah melakukan investigasi terhadap penumpukan stok di gudang-gudang distributor besar.
“Kami menduga ada yang menahan pasokan agar harga tetap tinggi. Ini tindakan yang merugikan publik dan mengancam stabilitas pangan nasional,” kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Budi Astanto.
Namun hingga kini belum ada penindakan tegas yang diumumkan ke publik, membuat masyarakat skeptis terhadap komitmen pemerintah.
Solusi: Reformasi Tata Niaga dan Digitalisasi Distribusi
Para ahli menyarankan pembenahan tata niaga beras nasional, termasuk memperluas penggunaan teknologi untuk memotong jalur distribusi. Platform digital bisa menghubungkan langsung petani ke konsumen atau koperasi daerah, mengurangi ketergantungan pada tengkulak.