Sebuah tragedi menyelimuti dunia pendidikan di Sukabumi, dimana seorang siswa SMA peserta seleksi Paskibra dikabarkan meninggal dunia setelah mengikuti tes lari. Insiden ini telah mengejutkan banyak pihak, dan menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan sekolah yang ditinggalkan.
Korban bernama Kayla Nur Syifa (16) siswi kelas 10 SMAN 1 Cisaat, Gunungguruh, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, itu meninggal di lapangan Cangehgar.
Menurut kabar yang beredar, kejadian tragis ini terjadi saat peserta seleksi Paskibra sedang menjalani tes lari di lapangan sekolah. Siswa tersebut sempat menjalani pemeriksaan kesehatan dan tidak mengeluhkan keluhan apapun sebelumnya, diduga jatuh pingsan dan mengalami kejang saat menjalani tes lari korban terlalu memaksakan diri untuk mengikuti tes, dan meskipun segera mendapatkan pertolongan dari petugas dan siswa lainnya, nyawa siswa tersebut tidak berhasil diselamatkan. Kejadian ini bukan saja menandai kehilangan seorang individu, namun juga menyisakan pertanyaan besar terkait dengan persiapan fisik dan pengawasan dalam kegiatan seleksi Paskibra.
Seleksi Paskibra telah lama menjadi wadah bagi para siswa SMA untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, disiplin, dan kecintaan pada negara. Proses seleksi yang ketat dan kompetitif seringkali menuntut peserta untuk mengikuti berbagai ujian fisik yang menantang, termasuk tes lari. Namun, kejadian ini menjadi titik perhatian akan pentingnya pengawasan dan pemantauan kesehatan peserta selama menjalani setiap tahapan seleksi.