Perbandingan ini menunjukkan bahwa yield yang ditawarkan SR022 tidak jauh berbeda dengan produk investasi lain di pasar. “Secara komparatif, tidak ada alasan yang cukup untuk beralih. Ini lah yang memengaruhi animo investor untuk membeli SR022,” jelas Ahmad kepada Kontan, Rabu (28/5/2025). Artinya, investor tidak melihat insentif yang kuat untuk beralih ke SR022.
2. Pasar Saham yang Sedang Bergairah (Cooling Stock Market)
Alasan kedua terkait dengan kondisi pasar saham. Ahmad menilai kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut meningkatkan risiko substitusi dari SR022. Investor ritel di Indonesia dikenal cukup aktif dan familiar dengan pasar saham untuk mengejar return yang lebih tinggi.
Ahmad memperkirakan bahwa investor ritel saat ini tengah asyik menikmati euforia di pasar saham, mengingat IHSG memang cenderung menguat dalam sebulan terakhir, bahkan sempat menyentuh level 7.200 basis poin (bps).