Indikator lain yang juga menunjukkan tren positif adalah tingkat keterisian (seat load factor) yang membaik 5 poin persentase, mencapai 78,8 persen. Selain itu, tingkat ketepatan waktu (on-time performance) juga sangat memuaskan, mencapai 88,1 persen. Seluruh perbaikan performa operasional ini berdampak positif pada kemampuan perusahaan menekan rugi bersih sebesar 12,5 persen menjadi 75,9 juta dollar AS.
Dengan momentum positif ini, Garuda Indonesia optimistis bahwa proses transformasi yang sedang berjalan, termasuk optimalisasi kinerja dan penambahan armada, dapat tercapai. Hal ini diharapkan mampu mengembalikan posisi Garuda sebagai maskapai kebanggaan bangsa yang mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Kenaikan pendapatan 1,6 persen ini merupakan sebuah prestasi tersendiri, mengingat Garuda Indonesia saat ini masih dihadapkan pada warisan utang peninggalan manajemen sebelumnya yang cukup besar.
Optimisme Garuda Indonesia untuk kembali berjaya juga semakin menguat dengan adanya kabar dukungan finansial. Sebelumnya, BPI Danantara telah mengumumkan kesiapan mereka untuk menyuntikkan dana besar, termasuk untuk pembelian sejumlah pesawat Boeing buatan Amerika Serikat (AS) bagi Garuda.