Dari Potensi Menjadi Pilar Industri
Di Papua, Maluku, dan Sulawesi, industri sagu mulai berkembang. Produk berbasis sagu seperti mi, biskuit, dan roti bebas gluten terus dipromosikan sebagai pangan sehat. Di sisi lain, singkong menjadi tulang punggung industri tapioka nasional, dengan penggunaannya tersebar di sektor pangan, industri pengolahan, hingga kosmetik.
Meski demikian, dominasi tepung terigu masih begitu kuat di pasar—terutama dalam produk mi instan, bakery, dan camilan olahan. Namun dominasi ini bukan sesuatu yang tak tergantikan. Pemerintah telah mulai mengembangkan food estate berbasis singkong dan sagu serta menawarkan insentif bagi industri yang menggunakan bahan lokal.
Menuju Kedaulatan Pangan
Jika dikelola secara serius, pengembangan sagu dan tapioka bisa menjadi jalan keluar dari ketergantungan impor gandum. Lebih jauh, hal ini berpotensi membuka lapangan kerja, menyerap hasil tani lokal, dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Investasi dalam riset, pengolahan modern, edukasi konsumen, serta insentif kebijakan akan menjadi faktor penentu. Sudah saatnya kita tidak lagi menyebut sagu dan tapioka sebagai "alternatif", tetapi sebagai tulang punggung baru sistem pangan Indonesia yang mandiri, sehat, dan berkelanjutan.