Tampang

Bangkitkan Sagu dan Singkong: Solusi Strategis Reduksi Impor Gandum

20 Mei 2025 22:21 wib. 9
0 0
Bapak John, saat menunjukkan ulat sagu yang didapatkan dari pohon sagu yang ada di Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (26/7/2024).(KOMPAS.COM/Roberthus Yewen)
Sumber foto: Kompas.com

Dari Potensi Menjadi Pilar Industri

Di Papua, Maluku, dan Sulawesi, industri sagu mulai berkembang. Produk berbasis sagu seperti mi, biskuit, dan roti bebas gluten terus dipromosikan sebagai pangan sehat. Di sisi lain, singkong menjadi tulang punggung industri tapioka nasional, dengan penggunaannya tersebar di sektor pangan, industri pengolahan, hingga kosmetik.

Meski demikian, dominasi tepung terigu masih begitu kuat di pasar—terutama dalam produk mi instan, bakery, dan camilan olahan. Namun dominasi ini bukan sesuatu yang tak tergantikan. Pemerintah telah mulai mengembangkan food estate berbasis singkong dan sagu serta menawarkan insentif bagi industri yang menggunakan bahan lokal.

Menuju Kedaulatan Pangan

Jika dikelola secara serius, pengembangan sagu dan tapioka bisa menjadi jalan keluar dari ketergantungan impor gandum. Lebih jauh, hal ini berpotensi membuka lapangan kerja, menyerap hasil tani lokal, dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Investasi dalam riset, pengolahan modern, edukasi konsumen, serta insentif kebijakan akan menjadi faktor penentu. Sudah saatnya kita tidak lagi menyebut sagu dan tapioka sebagai "alternatif", tetapi sebagai tulang punggung baru sistem pangan Indonesia yang mandiri, sehat, dan berkelanjutan.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?