Tampang.com - Stasiun Meteorologi Klas I Depati Amir Pangkalpinang atau BMKG menghimbau masyarakat untuk selalu melakukan upaya antisipatif dalam menghadapi kondisi cuaca akhir-akhir ini. Apalagi wilayah Bangka Belitung pada November 2017 memang tengah dilalui oleh musim penghujan yang ditandai dengan adanya pertumbuhan awan cumulonimbus, rawan petir dan angin kencang yang dominan terbentuk di siang atau sore hari.
Demikian disampaikan oleh Nur Setiawan selaku Staf Analisa dan Prakiraan Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang, Selasa(07/11).
Nur Setiawan mencontohhkan, salah satunya adalah terjadi pada Sabtu 4 November 2017, dimana untuk daerah seputaran Pangkalpinang, Pangkalan Baru Bangka Tengah dan Merawang Kabupaten Bangka mengalami pertumbuhan awan yang sangat cepat.
“Sehingga pada sore itu ada awan cumulonimbus (CB) di atas wilayah Kota Pangkalpinang yang menyebabkan angin kencang, dan jika dilihat dari dampaknya pun yang menyebabkan banyak atap rumah warga yang rusak. Peristiwa ini perlu kita sampaikan bahwa bukan termasuk puting beliung. Karena kalau puting beliung biasanya lokasinya akan sedikit sempit atau hanya menimbulkan dampak pada beberapa rumah saja.Kejadiannya pun tidak lama atau tidak sampai limat menit. Sedangkan peristiwa Sabtu itu terjadi hampir 1 jam,” jelas Nur Setiawan.
Menurutnya dari pantauan BMKG Pangkalpinang bahwa untuk beberapa hari ini wilayah Babel memang terjadi hujan, yang menandai telah masuknya musim penghujan, sehingga juga berpotensi pada pertumbuhan awan cumulonimbus yang akan sering terjadi di siang sampai sore hari. Ini bisa dilihat kalau jam 7 – 10 itu terjadi perbedaan suhu yang sangat tinggi, tapi jam 13.00 – 14.00 itu sebaliknya akan banyak sekali pertumbuhan awan CB yang menyebabkan potensi rawan petir, hujan lebat dan biasanya juga disertai angin kencang.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah wilayah kepulauan yang suplai uap airnya juga sangat banyak yang membuat potensi pertumbuhan awan itu sangat cepat. Apalagi sekarang juga sudah masuk musim hujan oleh karena itu masyarakat pun diminta tetap selalu waspada.
”Kalau sudah melihat awan CB, maka dimohon untuk waspada, misalnya sedang berada di luar rumah maka diminta segera masuk ke dalam rumah , karena biasanya awan-awan CB ini sifatnya dia berpotensi menciptkan petir yang akan menyambar posisi tertinggi di wilayah tersebut. Makanya jangan berada di tempat lapang saat ada awan CB tersebut, karena petir ini dia sifatnya sekali memang akan mengincar sesuatu yang paling tinggi di wilayah tersebut. Termasuk jangan berteduh di bawah pohon yang tinggi,” katanya menghimbau lagi.
Sementara itu, ia menyebut bahwa pemantauan BMKG Pangkalpinang untuk kondisi gelombang wilayah perairan Babel masih normal, tetapi kalau ada awan comolonimbus atau awan hitam, maka biasanya juga akan disertai potensi angin kecang, sehingga inilah yang membuat gelombang bertambah tinggi. Oleh karenanya para nelayan pun juga diminta untuk tetap waspada dan menghindari bila melihat adanya awan-awan seperti itu.
“Di wilayah Babel diperidiksi BMKG bahwa akan berlangsung musim hujan di November hingga Maret-April 2018 mendatang. Sedangkan puncak musim hujan akan terjadi di Desember – Januari 2017. Seperti di Februari mungkin akan sedikit turun tapi di Maret akan kembali naik,” ujarnya.