Proses Sema: Perjalanan Menuju Kesatuan
Upacara Sema adalah proses yang sangat terstruktur, dibagi dalam beberapa bagian. Prosesi ini dimulai dengan lantunan pujian kepada Nabi Muhammad, diikuti dengan sebuah solo seruling ney yang dimainkan untuk melambangkan tiupan ilahi yang memberikan kehidupan kepada segala sesuatu. Kemudian, para Dervish akan memulai prosesi Sultan Veled (Devr-i Veled), berjalan perlahan mengelilingi panggung tiga kali, di mana setiap putaran melambangkan tahapan perjalanan spiritual dan saat mereka melepaskan jubah hitam mereka.
Inti dari tarian adalah empat salam (Salam) di mana para Dervish mulai berputar dalam irama yang semakin cepat. Salam pertama adalah pengakuan akan keberadaan Tuhan. Salam kedua merupakan ungkapan kekaguman atas keagungan Tuhan. Salam ketiga adalah kerinduan akan kesatuan dengan Tuhan. Dan salam keempat melambangkan kedamaian dan kepuasan atas kesatuan yang telah dicapai, kembali kepada tugas di dunia. Ritual diakhiri dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an dan doa. Para Dervish berputar dengan mata yang seringkali setengah tertutup, membiarkan diri mereka larut dalam gerakan ritmis dan musik, mencapai keadaan dhikr (mengingat Tuhan) yang mendalam. Mereka berputar di sekitar poros mereka sendiri dan juga mengelilingi pusat panggung, menciptakan pola yang meniru gerakan alam semesta.
Warisan Budaya dan Spiritual di Era Modern