Pencarian yang dimulai sejak Minggu sore itu dilakukan di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo, terutama di daerah yang diperkirakan menjadi lokasi terakhir pasien terlihat. Namun, cuaca yang kurang mendukung dan medan sungai yang sulit dijangkau membuat proses pencarian menjadi sangat menantang. Meskipun demikian, tim SAR terus berusaha keras untuk menemukan pasien yang hilang tersebut.
FKA, pasien yang melarikan diri, merupakan seorang remaja berusia 17 tahun dengan riwayat gangguan kesehatan mental. Menurut informasi yang diperoleh dari pihak RSJD dr Arif Zainuddin, FKA sebelumnya sudah menjalani perawatan intensif karena kondisi psikologisnya. Rumah sakit tersebut adalah salah satu fasilitas kesehatan mental terbesar di Solo, yang menangani berbagai kasus pasien dengan gangguan jiwa.
Para petugas yang terlibat dalam upaya penahanan mengatakan bahwa meskipun pasien tampak stabil, ia sempat menunjukkan gelagat yang mencurigakan beberapa waktu sebelum melarikan diri. Kejadian ini tentu menjadi perhatian khusus bagi pihak rumah sakit dan keluarga pasien, mengingat pentingnya pengawasan terhadap pasien dengan kondisi seperti itu.
Pihak Rumah Sakit Jiwa Daerah Solo melalui manajemennya mengungkapkan penyesalan atas insiden tersebut dan menjamin akan melakukan evaluasi terhadap prosedur pengamanan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. “Kami sudah melakukan upaya terbaik untuk menjaga keselamatan pasien, namun kami menyadari bahwa masih ada banyak yang perlu diperbaiki dalam hal pengawasan dan prosedur pengamanan,” ujar juru bicara rumah sakit.