Tampang.com | Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia yang selama ini dikenal dengan ketinggian 8.848 meter, kini secara resmi mengalami perubahan tinggi. Melalui ekspedisi gabungan yang dilakukan oleh Nepal dan China, diketahui bahwa Gunung Everest kini memiliki ketinggian baru sebesar 8.848,86 meter—bertambah hampir satu meter dari ukuran sebelumnya.
Pengumuman ini menjadi penanda penting bagi dunia ilmu pengetahuan, sekaligus simbol eratnya hubungan antara kedua negara yang berbatasan langsung dengan Himalaya. Menteri Luar Negeri Nepal, Pradeep Kumar Gyawali, menegaskan bahwa hasil pengukuran bersama ini tidak hanya mencerminkan pencapaian ilmiah, tetapi juga menggambarkan “Everest sebagai simbol abadi dari persahabatan antara China dan Nepal.”
Perdebatan Panjang Soal Ketinggian Everest
Sebelum ekspedisi bersama ini dilakukan, data ketinggian Everest memang sempat menjadi perdebatan antara berbagai pihak. Pemerintah Nepal selama bertahun-tahun mengacu pada hasil pengukuran India tahun 1954 yang mencatat ketinggian Everest sebesar 8.848 meter. Sementara itu, versi China menyatakan bahwa gunung tersebut lebih rendah, yakni 8.844,3 meter, dengan perbedaan sekitar 3,7 meter dibandingkan versi India.
Karena perbedaan data ini, Nepal memutuskan untuk mengirimkan tim survei pada Mei 2019 guna melakukan pengukuran independen. Tak lama berselang, China juga mengirim timnya sendiri untuk melakukan survei pada musim semi tahun 2020. Kolaborasi ilmiah ini pun menghasilkan satu angka resmi yang disepakati bersama: 8.848,86 meter.
Dampak Gempa Bumi dan Kemungkinan Perubahan Ketinggian
Salah satu alasan yang mendorong pengukuran ulang ini adalah kemungkinan terjadinya perubahan tinggi akibat bencana alam, khususnya gempa bumi besar di Nepal tahun 2015. Gempa berkekuatan 7,8 magnitudo tersebut mengguncang kawasan Himalaya dan menyebabkan lebih dari 9.000 korban jiwa. Para ahli menduga bahwa peristiwa tersebut berpotensi mempengaruhi struktur geologis Gunung Everest, baik dengan menurunkan maupun menambah ketinggiannya.