Tambang batu bara di Indonesia telah menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca, terutama metana, yang memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Data menunjukkan bahwa emisi metana dari tambang batu bara Indonesia lebih tinggi dari pada kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal ini menjadi perhatian serius karena dampak emisi metana terhadap pemanasan global lebih besar dibandingkan dengan karbon dioksida.
Emisi metana dari tambang batu bara terjadi selama proses penambangan, pengangkutan, penyimpanan, dan penggunaan batu bara. Sudah menjadi fakta bahwa setiap langkah dalam rantai pasokan batu bara dapat menyebabkan pelepasan metana ke atmosfer. Dalam proses penambangan, metana terlepas dari endapan batu bara. Penambangan batu bara terbuka, misalnya, adalah sumber utama emisi gas metana.
Di samping itu, pengangkutan batu bara dengan kapal, kereta api, dan truk juga dapat menyebabkan kebocoran metana. Selain itu, penyimpanan batu bara di tumpukan terbuka atau dalam gudang juga dapat menyebabkan emisi metana yang besar. Bahkan ketika batu bara digunakan sebagai bahan bakar, proses pembakaran juga dapat menghasilkan emisi metana.