Monumen Nasional, atau yang lebih dikenal sebagai Monas, adalah salah satu landmark paling ikonik di Indonesia. Terletak di jantung ibu kota Jakarta, Monas tidak hanya menjadi simbol kemerdekaan bangsa, tetapi juga memiliki cerita unik di balik pembangunannya yang menarik untuk disimak. Artikel ini akan membahas sejarah, tantangan, dan fakta menarik seputar pembangunan Monas.
Sejarah dan Awal Pembangunan
Ide pembangunan Monas pertama kali dicetuskan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1950-an, setelah Indonesia meraih kemerdekaan. Soekarno menginginkan sebuah monumen yang dapat menjadi simbol perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan dan sekaligus menjadi kebanggaan nasional.
Pembangunan Monas dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-16. Pembangunan ini melibatkan arsitek terkenal, Friedrich Silaban, dan kemudian dilanjutkan oleh arsitek R.M. Soedarsono.
Tantangan dalam Pembangunan
Proses pembangunan Monas tidaklah mudah dan menghadapi berbagai tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi:
1. Kondisi Ekonomi yang Sulit
Pada saat pembangunan Monas dimulai, Indonesia sedang mengalami kondisi ekonomi yang tidak stabil. Biaya pembangunan yang sangat besar menimbulkan berbagai kendala finansial. Namun, semangat nasionalisme dan tekad yang kuat dari Presiden Soekarno membuat proyek ini tetap berjalan.
2. Konstruksi yang Rumit
Monas memiliki desain yang sangat unik dan membutuhkan teknologi konstruksi yang canggih pada masanya. Tinggi Monas yang mencapai 132 meter, dengan puncaknya yang berbentuk lidah api berlapis emas, memerlukan perhitungan teknik yang sangat presisi.