Autisme Spektrum Gangguan (ASD) adalah kondisi neurobiologis seumur hidup yang memengaruhi cara individu berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Tanda-tanda utama dari autisme adalah kesulitan dalam berkomunikasi sosial dan adanya pola perilaku yang terbatas dan repetitif.
Akankah anak laki-laki benar-benar memiliki peluang tiga kali lebih besar untuk didiagnosis autisme daripada anak perempuan? Hal ini tidak hanya sekadar mitos, tetapi ternyata telah didukung oleh sejumlah penelitian. News Week melaporkan bahwa anak laki-laki memiliki peluang tiga kali lebih besar didiagnosis autisme daripada anak perempuan.
Penelitian terbaru dari Geisinger College of Health Sciences di Pennsylvania menunjukkan bahwa faktor risiko autisme kemungkinan terkait dengan kromosom Y. Kromosom Y adalah kromosom seks yang biasanya ditemukan pada individu laki-laki.
Selain itu, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), autisme memengaruhi sekitar satu dari 100 anak di seluruh dunia. Meskipun adanya berbagai faktor yang memengaruhi autisme, baik dari lingkungan maupun genetik, penelitian membuktikan adanya korelasi antara jenis kelamin bayi dan risiko autisme.
Dr. Matthew Oetjens, seorang asisten profesor di Geisinger's Autism & Developmental Medicine Institute, menyatakan bahwa teori terkemuka di bidang ini mendukung bahwa faktor perlindungan pada kromosom X menurunkan risiko autisme pada perempuan. Namun, kemudian Oetjens dan timnya ingin menyelidiki apakah kromosom Y juga dapat berperan dalam risiko autisme.