Tampang

Batik Indonesia: Kisah Filosofis di Balik Sehelai Kain

24 Mei 2025 08:22 wib. 59
0 0
Kain Batik
Sumber foto: pinterest

Selain batik tulis yang dibuat dengan canting tangan, ada juga batik cap, yang menggunakan stempel tembaga untuk mengaplikasikan lilin, memungkinkan produksi yang lebih cepat dan motif yang seragam.

Filosofi di Setiap Motif

Setiap motif batik bukan sekadar pola, melainkan sebuah kisah filosofis yang sarat makna. Misalnya:

Motif Parang Rusak: Melambangkan perjuangan tanpa henti melawan kejahatan dan ego, serta melambangkan kekuatan dan kekuasaan. Motif ini dahulu hanya boleh dikenakan oleh raja dan bangsawan.
Motif Kawung: Terinspirasi dari buah kolang-kaling, melambangkan kesempurnaan, kemurnian, dan keadilan. Dulu sering dikenakan oleh keluarga kerajaan.
Motif Truntum: Melambangkan cinta yang bersemi kembali, kesetiaan, dan bimbingan orang tua kepada anaknya. Sering digunakan dalam upacara pernikahan.
Motif Mega Mendung: Motif awan yang khas dari Cirebon, melambangkan kesabaran, kesejukan, dan kedamaian hati. Awan adalah simbol luasnya pemikiran dan kesabaran yang tak terbatas.

Pemilihan motif batik seringkali disesuaikan dengan acara, status sosial, atau harapan yang ingin disampaikan. Hal ini menunjukkan betapa batik bukan hanya mode, tetapi juga bahasa visual yang sarat pesan.

Identitas dan Warisan Bangsa

Batik telah menjadi identitas yang melekat pada bangsa Indonesia. Pada tahun 2009, UNESCO secara resmi mengakui Batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity), sebuah pengakuan global atas nilai historis, artistik, dan filosofisnya.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?