Reno Khairul Fadli menjadi salah satu pemuda yang sukses membuktikan, bahwa hidup di keluarga dengan keterbatasan ekonomi tidak menghalangi mimpinya untuk meraih pendidikan yang tinggi. Meskipun berasal dari keluarga sederhana dan merupakan anak penjual nasi goreng di pinggir jalan, Reno Khoirul Fadli tak pernah menyangka bisa menjadi seorang sarjana. Reno sukses menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya, Jawa Timur.
Dalam pidato prosesi wisuda yang digelar di Gedung Airlangga Convention Center (ACC) itu, Reno menceritakan latar belakangnya sebagai anak penjual nasi goreng pinggir jalan. Reno bercerita, selama ini ia mengaku menyimpan banyak ketakutan sepanjang perjalanan pendidikannya. Ketakutannya semakin besar karena ia harus tinggal jauh dari orang tua di Bontang, Kalimantan Timur.
“Orang tua saya penjual nasi goreng di pinggir jalan. Sejak kuliah saya selalu hidup dalam ketakutan. Saya takut orangtua saya kelaparan,” ujar Reno. Reno juga bercerita tentang kekhawatirannya akan kesehatan sang ayah yang menderita diabetes dan sempat menjalani operasi. “Karena dengan saya mengikuti program ini, ada kemungkinan saya akan jauh dari orangtua. Saya tidak bisa memonitoring kondisi orangtua yang sedang sakit diabetes dan sempat dioperasi,” tuturnya.