Dalam merger ini, XL Axiata akan menjadi entitas yang bertahan, sementara Smartfren dan Smart Telecom akan bergabung ke dalam XL Smart. Axiata Group Berhad bersama Sinar Mas akan menjadi pemegang saham pengendali yang memiliki 34,8% dari saham perusahaan gabungan. Ini adalah langkah strategis yang diambil untuk memperkuat posisi kedua perusahaan di pasar telekomunikasi tanah air.
Desember 2024 lalu, kesepakatan merger ini diumumkan dengan nilai yang sangat signifikan, mencapai US$6,5 miliar atau sekitar Rp 104 triliun. Angka ini mencerminkan besarnya potensi pertumbuhan dan sinergi yang dapat dicapai dari penggabungan kedua raksasa telekomunikasi ini. Kesepakatan yang bernilai fantastis ini diyakini akan mengubah dinamika persaingan di sektor telekomunikasi Indonesia.
Untuk memproses kesepakatan ini lebih lanjut, kedua perusahaan telah merencanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan berlangsung pada 25 Maret 2025. Dalam pertemuan tersebut, pemegang saham diharapkan bisa memberikan persetujuan final terhadap rencana penggabungan ini.
Tidak hanya itu, Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, saat ditemui pada tanggal 5 Maret 2025, menyatakan bahwa ia berharap seluruh proses penggabungan ini dapat rampung pada kuartal kedua tahun ini. Merza optimis bahwa setelah Lebaran 2025, XL Smart sudah siap untuk dilaunching. "Doakan semoga Q2 secepatnya selesai. Jadi setelah RUPS, artinya dari pemegang saham sudah merestui dan menyetujui. Tahap berikutnya adalah menyelesaikan semua hal yang perlu dilakukan," ujarnya.
Merza juga menjelaskan bahwa setelah proses merger disetujui, perusahaan akan melakukan berbagai penyesuaian, termasuk penyesuaian sistem IT dan aspek lainnya. "Kalau sudah selesai, kami siap untuk launching. Semoga siapa tahu setelah Lebaran," lanjutnya.