Menariknya, Brin menyampaikan pernyataan yang menggugah dalam wawancara tersebut. Ia mengatakan bahwa semua ilmuwan komputer seharusnya pensiun dari bidang lamanya dan mulai bekerja di bidang AI. Menurutnya, potensi AI begitu besar hingga seluruh perhatian dan energi sebaiknya difokuskan untuk mengembangkan teknologi ini demi masa depan umat manusia.
Pernyataan itu tentu bukan hanya candaan. Dengan pengalaman puluhan tahun di industri teknologi, Brin melihat bahwa AI bukan sekadar tren, tapi fondasi dari banyak inovasi yang akan datang. Dari perangkat wearable seperti Android XR hingga sistem multimodal seperti Gemini dan Veo, semua mengarah pada satu tujuan besar: menciptakan dunia di mana mesin mampu berinteraksi secara alami dengan manusia.
Kisah Sergey Brin ini menjadi pengingat bahwa bahkan tokoh sekelas pendiri Google pun bisa mengalami kegagalan. Namun yang lebih penting dari itu adalah bagaimana ia belajar, bangkit, dan kembali memimpin dengan semangat baru. Kacamata pintar Google mungkin pernah gagal, tapi kini, dengan kombinasi AI, mitra strategis, dan pengalaman masa lalu, jalan menuju sukses tampaknya lebih terbuka lebar.