Indonesia kembali menjadi sorotan dalam lanskap teknologi global setelah Microsoft resmi mengumumkan investasinya yang besar-besaran di tanah air. Tak tanggung-tanggung, raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini menggelontorkan dana sebesar US$1,7 miliar atau sekitar Rp27 triliun. Investasi ini mencakup pembukaan pusat layanan cloud regional (Central Cloud Region) di Indonesia, dan diyakini dapat memberi dampak ekonomi hingga mencapai US$2,5 miliar atau sekitar Rp41 triliun dalam empat tahun ke depan.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia, Meutya Hafid, dalam acara Microsoft AI Tour yang digelar pada Selasa, 27 Mei 2025. Dalam sambutannya, Meutya menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Microsoft tersebut. “Kami menyambut peluncuran ini sebagai bagian dari kontribusi terhadap penguatan infrastruktur digital nasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, Meutya menekankan bahwa investasi ini tidak hanya sekadar pembangunan pusat data, tetapi juga merupakan fondasi penting dalam pengembangan ekonomi digital Indonesia secara menyeluruh. Ia menyatakan harapannya agar suntikan dana ini mampu memberikan dampak ekonomi sebesar US$2,5 miliar (sekitar Rp41 triliun) dalam kurun waktu empat tahun.
Seiring berkembangnya era digital, permintaan terhadap layanan pusat data di seluruh dunia mengalami lonjakan signifikan. Menurut Meutya, konsumsi energi oleh pusat data global melonjak dari 79 GW pada tahun 2023 menjadi 90 GW hanya dalam satu tahun, dan diperkirakan mencapai 180 GW pada 2030. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya arsitektur data yang efisien, aman, dan berkelanjutan dalam menopang transformasi digital dunia.
Indonesia, menurut Meutya, menyadari bahwa tanpa infrastruktur digital yang memadai dan dapat diakses secara luas, transformasi digital tidak mungkin dicapai. Oleh karena itu, pembangunan pusat cloud region oleh Microsoft dianggap sebagai langkah strategis yang sangat krusial untuk menjawab kebutuhan tersebut.