Predatory Sparrow sendiri bukan nama baru dalam dunia peretasan. Mereka dikenal aktif sejak tahun 2021 dan secara terbuka berpihak pada kepentingan Israel dalam perang siber global, terutama terhadap musuh-musuh strategis seperti Iran.
Rentetan Serangan Siber Terkoordinasi
Yang membuat situasi ini semakin mengkhawatirkan adalah fakta bahwa serangan terhadap Nobitex bukanlah aksi tunggal. Sehari sebelumnya, kelompok peretas yang sama juga melakukan peretasan terhadap Bank Sepah, salah satu lembaga keuangan milik pemerintah Iran.
Serangan itu mengakibatkan gangguan besar terhadap layanan perbankan publik, terutama sistem ATM yang sempat lumpuh di sejumlah wilayah Iran. Kedua serangan ini menandai peningkatan intensitas perang siber yang terkoordinasi, yang diduga merupakan bagian dari strategi Israel untuk melumpuhkan infrastruktur digital Iran.
Perang Siber Jadi Senjata Strategis
Menurut laporan dari media pemerintah Iran, IRIB, serangan-serangan tersebut dilihat sebagai bagian dari kampanye perang siber besar-besaran yang dilancarkan oleh Israel. Tujuannya tidak lain adalah menghancurkan sistem layanan publik, melemahkan ekonomi domestik Iran, dan menciptakan kekacauan internal yang menguntungkan posisi militer dan diplomatik Israel.
Perang siber kini menjadi komponen utama dalam konflik modern, di mana kerusakan dapat terjadi tanpa suara ledakan atau serangan fisik, namun berdampak besar pada stabilitas negara. Serangan ke platform kripto seperti Nobitex memperlihatkan bahwa uang digital pun kini menjadi target strategis dalam peperangan digital abad ke-21.
Apa Dampaknya bagi Pengguna dan Ekosistem Kripto?
Kejadian ini menyisakan pertanyaan besar tentang keamanan platform kripto, terutama di wilayah yang rawan konflik geopolitik. Nobitex, yang selama ini menjadi tulang punggung perdagangan aset digital di Iran, kini harus berhadapan dengan krisis kepercayaan dari penggunanya.