Najwa Shihab tengah dilanda duka mendalam setelah sang suami tercinta, Ibrahim Sjarief Assegaf, meninggal dunia pada Selasa (20/5/2025). Kehilangan ini tentu membawa luka yang sangat dalam bagi Najwa, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang kuat dan inspiratif. Ibrahim mengembuskan napas terakhirnya setelah mengalami stroke akibat pendarahan otak, dan sempat mendapatkan perawatan intensif di RS Pusat Otak Nasional Jakarta.
Dalam sebuah ungkapan emosional, Najwa Shihab menuliskan: “Tempat keduanya luruh. Kami mendekap tangannya, juga hatinya. Ibrahim adalah penunjuk arah kami, ketenangan kami, rumah kami. Sedangkan Namiyah hanya bersama kami selama satu hari, tapi ia menetap di hati kami, selamanya.” Melalui kata-kata ini, Najwa tidak hanya menggambarkan kehilangan suaminya, tetapi juga mengingat anak mereka, Namiyah, yang telah tiada.
Kehilangan pasangan hidup adalah salah satu cobaan paling berat yang bisa dihadapi seseorang. Dalam perjalanan hidupnya, Najwa Shihab berjuang dengan berbagai tantangan, dan kini dia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa Ibrahim, yang telah menemani langkahnya selama bertahun-tahun, telah pergi selamanya. Dukungan dan cinta Ibrahim selama ini menjadi pondasi bagi Najwa dalam menjalani karier dan kehidupannya sebagai seorang jurnalis serta tokoh publik.
Setelah merasakan kehilangan yang begitu mendalam, Najwa mengingat momen-momen berharga yang dihabiskan bersama Ibrahim. Mereka berbagi visi yang sama tentang kehidupan, cinta, dan keluarga. Ibrahim adalah sosok yang selalu ada di sampingnya, baik dalam suka maupun duka. Dalam salah satu wawancara sebelumnya, Najwa pernah mengungkapkan betapa berartinya Ibrahim bagi kehidupannya. “Dia adalah teman terbaik dan pendukung terhebat dalam hidup saya,” ungkapnya dengan mata yang berbinar.