Selain itu, maraknya penipuan oleh oknum travel haji yang tidak resmi turut memperparah kondisi. Salah satu kasus tragis menimpa ribuan calon jamaah asal Indonesia yang terlantar di Singapura akibat tertipu agen perjalanan yang menjanjikan keberangkatan cepat tanpa antrean. Padahal, seluruh proses pemberangkatan haji telah diatur secara resmi oleh pemerintah dan harus melalui kuota yang sah.
Kasus-kasus seperti ini menjadi peringatan keras bagi umat Muslim di seluruh dunia agar tidak tergiur oleh janji manis agen tidak resmi, dan memastikan bahwa seluruh proses ibadah haji dilakukan sesuai prosedur. Edukasi dan literasi publik terkait tata cara haji yang benar dan legal menjadi semakin penting untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.
Di sisi lain, para ahli menilai bahwa tindakan tegas pemerintah Arab Saudi harus dibarengi dengan pendekatan humanis, khususnya terhadap jamaah yang menjadi korban penipuan atau yang benar-benar tidak memiliki pengetahuan memadai tentang prosedur haji. Kolaborasi antarnegara pengirim jamaah, edukasi menyeluruh, serta regulasi ketat terhadap agen travel, menjadi kunci untuk menciptakan pelaksanaan ibadah haji yang aman dan lancar.
Dengan jumlah jamaah yang terus bertambah dari tahun ke tahun, tantangan dalam mengatur prosesi haji menjadi semakin kompleks. Namun, melalui pengawasan ketat, penggunaan teknologi modern seperti drone, serta kerja sama internasional, diharapkan ibadah haji ke depan bisa berlangsung lebih tertib dan aman bagi seluruh umat Muslim.