Pelaku D bersama istrinya K dan dua anaknya, berangkat menggunakan Toyota Avanza yang telah dipasang bom. Mobil dikendarai oleh D.
Awalnya D menurunkan istrinya berinisial K dan dua anak perempuannya FS (12) dan VR di gereja di GKI jalan Diponegoro, dan kemudian D membawa mobil diduga berisi bom menuju Gereja Pantekosta.
Sementara itu, dua anak laki-laki pasangan D dan K, berinisial Y dan Ir, berangkat terpisah menggunakan motor ke Gereja Santa Maria.
"Semua adalah serangan bom bunuh diri," kata Tito.
Menurut Tito, ledakan paling besar terjadi di Gereja Pantekosta, karena menggunakan bom mobil. Setelah semua keluarga diturunkan di posisi masing-masing, D kemudian meledakan mobil tersebut di Gereja Pantekosta.
Tito belum dapat memastikan latar belakang kelompok tersebut, namun, dia mengatakan mereka tak lepas dari kelompok JAD dan JAT yang merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia.
"JAD dipimpin Aman Abdurrahman. Kelompok satu keluarga ini terkait JAD Surabaya. Aksi ini kita duga motifnya, ISIS ini ditekan oleh kekuatan dari Barat, Rusia, kemudian memerintahkan semua jaringan di luar, untuk melakukan serangan di seluruh dunia," kata Tito