Guatemala pada hari Rabu menjadi negara kedua untuk membuka kedutaan di Yerusalem, beberapa hari setelah relokasi kontroversial konsulat AS di sana.
Presiden Guatemala Jimmy Morales mengatakan langkah itu menyampaikan pesan "cinta, kedamaian, dan persaudaraan" di Israel.
"Ini adalah momen penting bagi masa depan rakyat kita," kata Morales, menyebut langkah itu sebagai "keputusan yang berani."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, relokasi Guatemala tepat karena negara Amerika Tengah sama dengan negara kedua yang mengakui Israel pada pendiriannya pada 1948, juga mengikuti Amerika Serikat.
"Kamu selalu di antara yang pertama. Kami ingat teman-teman kami dan Guatemala adalah teman kami, dulu dan sekarang," kata Netanyahu. "Ini adalah awal dari sesuatu yang luar biasa, atau saya akan mengatakan, permulaan kembali sesuatu yang luar biasa, yang merupakan hubungan antara Guatemala dan Israel."