Jika memang benar empati dan simpati itu diberikan karena dasar kemanusiaan atau agama, kenapa Kelompok Tertentu tersebut bungkam saat polisi Mesir (ketika itu Mesir masih dipimpin Mursi) membantai 30 orang di Port Said pada Januari 2013?
Lalu, kemana suara mereka ketika pendukung Mursi melakukan serangan kepada gereja Kristen Koptik dan kaum minoritas lainnya, termasuk penganut Syiah?
Bukankah korban pembantaian pemerintah Mursi dan kelompok Ikhwanul Muslimin juga manusia. Dan, bukankah mayoritas korban kebengisan Mursi dan pendukungnya adalah kaum muslimin, sama seperti korban pembantaian di Myanmar.
Karenanya, timbul pertanyaan, apakah protes keras atas pembantaian terhadp pendukung Mursi dikarenakan rasa kemanusiaan, persamaan agama, ataukah karena persamaan ideologi politik?