Tampang

Soal Kelompok Tertentu yang Politisasi Isu Rohingya, Kapolri Benar

7 Sep 2017 15:55 wib. 1.905
0 0
Soal Kelompok Tertentu yang Politisasi Isu Rohingya, Kapolri Benar

Namun demikian, sekalipun tidak diketahui kelompok mana yang memainkan isu Rohingya, pernyataan Kapolri benar. Memang ada kelompok tertentu yang memanfaatkan pembantaian etnis Rohingya untuk kepentingan politiknya. Bukan karena alasan agama, apalagi atas dasar kemanusiaan.

Sikap Kelompok Tertentu ("K" dan "T" ditulis dalam huruf besar) tersebut atas sebuah peristiwa pembantaian bisa terbaca saat terjadinya peristiwa "Rabaa".

Sekitar empat tahun yang lalu, setelah Presiden Mesir Muhamed Mursi digulingkan pada 3 Juli 2013, ratusan pendukungnya melancarkan aksi prores besar-besaran di Alun-alun Rabaa al-Adawiya, Kairo,

Para pendukung Mursi bukan hanya berunjuk rasa, tetapi juga melakukan serangkaian tindakan kekerasan kepada kelompok-kelompok yang dianggap terlibat dalam penggulingan Mursi. Akibatnya, kerusuhan meledak di sejumlah wilayah di Mesir.

Untuk meredakan situasi, Panglima Angkatan Bersenjata Mesir Jenderal As Sisi sekaligus tokoh sentral pelengseran Mursi menerjunkan pasukannya di Alun-alun Rabaa. Upaya pembubaran unjuk rasa pun dilakukan.

Akan tetapi, para pendukung Mursi melakukan perlawanan sengit. Bentrokan berdarah pun terjadi. Ratusan, bahkan ada yang mengatakan 2.500, pendukung Mursi tewas dalam peristiwa tersebut. Media pro-Mursi menyebut tragedi tersebut sebagai pembantaian.

Sontak, jutaan pendukung Mursi di seluruh dunia yang terikat dengan paham Ikhwanul Muslimin meneriakkan protes kerasnya. Mereka, termasuk di Indonesia, melakukan sejumlah aksi. Mulai dari doa bersama sampai memasang foto profi " Empat Jari" sebagai simbol Rabaa.

Pertanyaannya, apakah empati yang diberikan kepada ribuan korban tewas pembantaan tersebut atas dasar rasa kemanusiaan? Atau, apakah ungkapan empati itu berdasarkan atas persamaan agama?

Jika memang benar empati dan simpati itu diberikan karena dasar kemanusiaan atau agama, kenapa Kelompok Tertentu tersebut bungkam saat polisi Mesir (ketika itu Mesir masih dipimpin Mursi) membantai 30 orang di Port Said pada Januari 2013?

Lalu, kemana suara mereka ketika pendukung Mursi melakukan serangan kepada gereja Kristen Koptik dan kaum minoritas lainnya, termasuk penganut Syiah?

Bukankah korban pembantaian pemerintah Mursi dan kelompok Ikhwanul Muslimin juga manusia. Dan, bukankah mayoritas korban kebengisan Mursi dan pendukungnya adalah kaum muslimin, sama seperti korban pembantaian di Myanmar.

Karenanya, timbul pertanyaan, apakah protes keras atas pembantaian terhadp pendukung Mursi dikarenakan rasa kemanusiaan, persamaan agama, ataukah karena persamaan ideologi politik?

Kelompok Tertentu ini pun dikenal garang mentang labelisasi teroris pada Islam. Anehnya, Kelompok Tertentu ini justru mendukung sikap Presiden Turki Recep Tayyip Erdoan yang menstempel ulama kharismatik asal Turki Fethullah Gulen sebagai teroris.

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

Harga Pangan Pokok Turun Saat Juli Tiba
0 Suka, 0 Komentar, 11 Jul 2024

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.