Namun demikian, sekalipun tidak diketahui kelompok mana yang memainkan isu Rohingya, pernyataan Kapolri benar. Memang ada kelompok tertentu yang memanfaatkan pembantaian etnis Rohingya untuk kepentingan politiknya. Bukan karena alasan agama, apalagi atas dasar kemanusiaan.
Sikap Kelompok Tertentu ("K" dan "T" ditulis dalam huruf besar) tersebut atas sebuah peristiwa pembantaian bisa terbaca saat terjadinya peristiwa "Rabaa".
Sekitar empat tahun yang lalu, setelah Presiden Mesir Muhamed Mursi digulingkan pada 3 Juli 2013, ratusan pendukungnya melancarkan aksi prores besar-besaran di Alun-alun Rabaa al-Adawiya, Kairo,
Para pendukung Mursi bukan hanya berunjuk rasa, tetapi juga melakukan serangkaian tindakan kekerasan kepada kelompok-kelompok yang dianggap terlibat dalam penggulingan Mursi. Akibatnya, kerusuhan meledak di sejumlah wilayah di Mesir.