Tim ilmuwan internasional telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa dehidrasi mineral jauh di bawah dasar laut mempengaruhi tingkat keparahan gempa Sumatra, yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004.
Gempa tersebut berukuran 9,2 SR dan menimbulkan tsunami yang menghancurkan pesisir Sumatra, menewaskan lebih dari 250.000 orang.
Penelitian tentang gempa tersebut dilakukan saat sebuah ekspedisi pengeboran laut ilmiah ke wilayah tersebut pada tahun 2016, sebagai bagian dari International Ocean Discovery Program (IODP), yang dipimpin oleh para ilmuwan dari University of Southampton dan Colorado School of Mines.
Selama ekspedisi di atas kapal penelitian JOIDES Resolution, para peneliti mengambil sampel sedimen dan batuan dari lempeng tektonik laut yang berada di zona subduksi Sumatra. Zona subduksi adalah area di mana dua lempeng tektonik Bumi bertemu, saat satu lempeng meluncur di bawah lempeng satunya akan menghasilkan gempa terbesar di Bumi, banyak dengan tsunami yang merusak.
Koordinator ekspedisi Profesor Lisa McNeill, dari University of Southampton, mengatakan: "Tsunami Samudra Hindia tahun 2004 dipicu oleh gempa yang luar biasa kuat yang meliputi daerah yang luas. Kami ingin mengetahui apa yang menyebabkan gempa dan tsunami besar dan apa Ini mungkin berarti untuk daerah lain dengan sifat geologi yang serupa. "