(“Usut Tuntas Korupsi Ahok” bisa menjadi pelajaran bagi blogger untuk tidak sekali-kali menjadikan media non mainstream sebagai sumber informasi. Sudah banyak kasus di mana media non arus utama menyebarkan informasi hoax.
Dan tidak sedikit dari blogger yang terseret kasus hukum gegara ikut menyebarluaskan informasi hoax yang bersumber dari media non mainstream.
Blogger harus bisa membedakan, mana berita dan mana opini. Kalau berita, wajib bagi blogger untuk hanya bersumberkan dari media arus utama. Sementara, untuk opini, blogger bisa mencomot dari media online mana pun, termasuk blog gratisan.
Itulah kenapa tidak satu pun tulisan yang saya unggah bersumberkan informasi dari media non mainstream. Termasuk saat saya menulis artikel terkait kasus dugaan korupsi RSSW).
Sebenarnya, kalau saja Marwan mau, media mainstream pun banyak memberitakan tentang kuatnya dugaan tindak pidana korupsi dalam dalam pembelian lahan RSSW. Bahkan, konten yang diberitakan oleh media mainstream tentang kasus ini lebih menggigit ketimbang media abal-abal.
Buku ini juga bikin gemes. Sampai-sampai belum mendownload sudah ilfill duluan.
Padahal, dengan bersumberkan informasi yang diberitakan oleh media arus utama pun belasan tulisan telah ditayangkan.
Dan ini adalah salah satu contoh berita Kompas.com yang tidak kalah menghentak. Menariknya berita Kompas.com yang dimuat pada Agustus 2015 itu justru banyak diabaikan oleh penentang Ahok.
Berikut adalah berita yang dimuat di Kompas.com tersebut.
Direktur Rumah Sakit Sumber Waras Abraham Tedjanegara mengakui lokasi rumah sakit yang berlokasi di Grogol, Jakarta Barat, itu rawan banjir. Ia mengatakan, apabila sedang terjadi banjir besar di Jakarta, dapat dipastikan RS Sumber Warast tergenang air.
"Kalau Jakarta banjir, baru di sini banjir," kata dia saat berdialog dengan para anggota DPRD DKI di RS Sumber Waras, Rabu (19/8/2015).
Meski demikian, Abraham membantah informasi yang menyebutkan RS Sumber Waras sering mengalami banjir. Ia menjamin RS Sumber Waras tidak akan mengalami banjir hanya karena turun hujan deras.
"Kalau cuma hujan biasa enggak akan kena banjir," ujar dia.
Seperti diberitakan, Badan Pemeriksa Keuangan menyatakan pembelian lahan di RS Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI pada tahun 2014 terindikasi merugikan negara. Lahan yang dinilai rawan banjir turut menjadi salah satu indikator yang dinilai oleh BPK.
http://lipsus.kompas.com/kaleidoskop/read/2015/08/19/16033351/Direksi.RS.Sumber.Waras.Akui.Lahan.Mereka.Rawan.Banjir?utm_source=RD&utm_medium=box&utm_campaign=Kaitrd